Sudah saatnya berhenti membicarakan Hoax Religi
Mungkin ini bukan kali pertama aku memuat tulisan tentang
Hoax yang berbau religi, Dimana pada
akhirnya tercapai suatu maksud yang memang sebenarnya baik namun penyampaian
yang salah, mungkin masih ingat didalam benak kita akan seorang anak yang
dikutuk menjadi ikan pari, anak yang dikutuk menjadi anjing serta beberapa
hewan lainnya yang terjadi pada zaman modern dimasa sekarang dimana kisah
tersebut tidak termasuk kisah-kisah dongeng legenda ataupun mitos seperti Malin
Kundang dan sebagainya. Begitu pula dengan sebuah kisah nyata yang terjadi pada
zaman Rasulullah dimana terdapat seorang anak yang hendak dibakar oleh Sahabat
namun ibunya tidak tega terhadapnya sebab anak itu semasa hidupnya tidak mau
bertegur sapa dengan ibunya.
Oke, sekarang lupakan sejenak tentang kisah kutukan
tersebut, mari kita berbicara tentang Hoax yang berkaitan dengan keadaan
politik saat ini, pada dasarnya semua orang pasti akan merasa emosi tatkala
agama yang mereka anut dihina sedemikian rupa oleh orang lain dan memang ada
dalil didalam Islam bahwa jika ada orang yang menghina Agama maka kita harus
keras kepadanya, Dalam kasus ini Ahok atau Basuki Chandra adalah orang yang menyalakan api di
tengah-tengah kerumunan Islam.
Sementara dibelahan dunia lain tepatnya di Myanmar, telah
terjadi pembantaian etnis Muslim Rohingnya tentu sebagai sesama persaudaraan
Muslim hal ini tentu tak dapat diterima, Permasalahan yang terjadi adalah
kesempatan seperti ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab. Di Myanmar misalnya foto-foto kemanusiaan yang dilakukan oleh umat Biksu
Budha yang mengumpulkan mayat akibat korban bencana alam diplesetkan menjadi
Biksu Budha telah menyiksa umat Islam.
Sementara dibelahan dunia lain tepatnya di Myanmar, telah
terjadi pembantaian etnis Muslim Rohingnya tentu sebagai sesama persaudaraan
Muslim hal ini tentu tak dapat diterima, Permasalahan yang terjadi adalah
kesempatan seperti ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab. Di Myanmar misalnya foto-foto kemanusiaan yang dilakukan oleh umat Biksu
Budha yang mengumpulkan mayat akibat korban bencana alam diplesetkan menjadi
Biksu Budha telah menyiksa umat Islam.
Tanpa bermaksud untuk membela yang salah, pertanyaannya
bukankah didalam Islam diajarkan untuk Tabayyun ? atau melakukan cek dan ricek
?Bukankah memfitnah meskipun yang
difitnah adalah orang non Islam merupakan perbuatan yang juga zhalim ?
Pertanyaan selanjutnya siapa yang tertawa ? siapa yang
tertawa jika ada sebuah media yang
menggunakan nama Islam memberitakan bahwa
overclocking adalah tindakan Hacker ? Tentu orang diluar Muslim dan musuh
Islam, bahkan sebagai seorang yang bekerja di bidang IT aku merasa miris akan
pemberitaan tersebut.
siapa yang
tertawa jika ada sebuah media yang menggunakan nama Islam memberitakan bahwa
overclocking adalah tindakan Hacker ? Tentu orang diluar Muslim dan musuh
Islam, bahkan sebagai seorang yang bekerja di bidang IT aku merasa miris akan
pemberitaan tersebut.
Aku tahu bahwa saudara-saudaraku sesama Muslim yang beretnis
Rohingnya di lecehkan di Myanmar, itu benar. Yang salah adalah foto-foto yang
asal main comot tanpa tabayyun. Jelas itu yang salah.
Fitnah juga hampir terjadi saat beberapa massa dari FPI yang melakukan aksi damai tanpa
kekerasan yang terjadi di Pontianak kotaku, pernah kubahas disini. Padahal kala
itu massa FPI melakukan protes mengapa Ulama
dilarang masuk, tidak ada kaitannya dengan Suku tertentu. Rumor berlanjut bahwa
akan ada aksi kericuhan dan kerusuhan.
Stop Hoax, Stop Rumour jika kalian belum pernah merasakan
gempa dan bencana alam, jujur keadaan disaat perang lebih mengerikan daripada
keadaan saat terjadi bencana alam.Jika saat Gempa rasa kepanikan seperti yang
kurasakan saat semester akhir di Jogja masih membuat trauma jangan harap sok-sokan
menginginkan pertempuran.
Games dan video games hanyalah ilusi, mungkin jika Zombie
benar-benar ada aku yakin para penyebar rumor dan menganggap perang itu luar
biasa akan panik.
Berbicara tentang Hacker, patut diketahui Hacker tidak akan bekerja di Mall dan tempat terbuka, mereka biasanya tidak menggunakan program tercanggih namun bermain di bahasa pemrograman, seperti COBOL, FORTRAN, UNIX dan sebagainya. Seorang Hacker tidak akan menganggap dirinya hacker, biasanya mereka memiliki pekerjaan seperti Office Boy, Tukang Parkir namun itu hanyalah sebuah kedok.
Komentar
Posting Komentar